Dear Pak Adrianto
Adrianto said:
Pak Alfy,
Itu semua terjadi karena ikan anda stress, air masih mengandung Ammonia/Nitrite, aquarium terlalu kecil, oksigen kurang sehingga daya tahan ikan melemah.
Nano Reef Aquarium membutuhkan kesabaran dan skill yg tinggi supaya sukses. Lebih baik anda pakai sump filter saja, karena lebih mudah maintenancenya dan semua peralatan bisa dijadikan satu. Jika anda tertarik saya bisa gambarkan designnya in details free of charge. Tinggal sebutkan saja ukuran yg anda inginkan.
Kunci sukses Nano reef adalah pada live sand, Live Rock dan ganti air secara rutin (air dengan kualitas bagus). Dan jika pelihara ikan banyak maka harus ada skimmer serta phosphate contol.
Baru sekarang saya sempat membaca thread ini secara lengkap dari awal.
Nano reef tidak membutuhkan terlalu banyak peralatan dan isi filter yg ujung2 nya akan banyak membawa bencana.
Jangan termakan promosi para pedagang yg menyatakan produk ini itu mengurangi nitrate, additive yg bisa bikin coral mekar, coral food yg terjamin dan lain sebagainya.
Moga2 Pak Alfy masih bersemangat untuk membuat nano reef lagi.
Jadi intinya :
skimmer,
suhu dibawah 29C,
sirkulasi yg baik (jangan ada tutup aquarium),
filter isi Active Carbon dan Rowaphos saja atau bisa juga pakai Seachem Seagel,
Live Sand dan Live Rock
Ganti air rutin (pakai RO Water + garam sintetis atau pakai NSW yg sudah di Ozone)
ikan 5 ekor saja yang kecil dan kuat
isi polip, jamur dan cendol
Adrianto
Pak Adrianto, Sebelumnya saya ucapkan banyak banyak terimakasih atas segala perhatiannya dan bantuannya, Sudah hampir satu tahun saya mencoba untuk mempelajari memelihara biota laut.
Sekian banyak artikel yang saya baca termasuk thread Pak Adrianto di
www.o-fish.com dan di reefcentral, namun memang saya sadari pengetahuan saya masih sangat sangat kurang, juga dalam hal financial pun saya belum mampu untuk membuat aquarium ukuran besar. Tapi hasrat dan semangat untuk menekuni hoby ini lumayanlah... (aduh maaf yach jadi curhat dikit nich...).
Statemen-statemen beberapa reefers pun saya terapkan dalam aquarium ukuran kecil, uji coba/experimen sudah saya lakukan tapi saya belum sampai pada kesimpulan akhir, saya masih dalam taraf belajar pak, Di rumah ada 2 akuarium lain ukuran nano selain Aquarium
"Nano Aquarium Boyu, Volume 80 Liter", keduanya menggunakan sistem yang berbeda. Singkatnya ada 3 Aquarium nano yang saya tangani dirumah saat ini.
1. Nano Aquarium Boyu, Volume 80 Liter
2. Nano Aquarium Hailea, Volume 70 Liter
3. Nano Aquarium Niso, Volume 60 Liter
Ketiga Aquarium Nano tersebut memiliki sistem filtrasi yang berbeda beda. Yang sering saya share di forum ini adalah Nano Aquarium Boyu, Volume 80 Liter.
Ok secara singkat saya share aquarium ke 2 dan ke 3 sbb.
2. Nano Aquarium Hailea, Volume 70 Liter
Aquarium ini mulai berjalan sekitar bulan Maret 2007, dari sejak pertama runing sampai saat saya tulis ini belum pernah ganti air, tetapi penguapan yang terjadi seminggu sekali di tambah air minum isi ulang hasi RO (Referse Osmosis), hanya berisi live rock dan ikan, total ikan ada 4 ekor(2 ekor sebae, 1 botana cokelat, 1 anularis, 1 angel ungu(sudah mati)), tadinya ada 5 ekor ikan, tapi mati satu ekor akibat diserang oleh botana cokelat. Saat ini ke 4 ekor ikan tersebut sehat sehat saja. Urutan Sistem filtrasi yang digunakan menggunakan Kapas=>Sponge=>matrix=>Keramik BioRing=>Bioball ditambah UnderGravel Filter. Rumput lumut hijau yang tadinya ikut menghias aquarium ini dan menjadi hostnya sebae sekarang sudah botak akibat di santap Ikan Botana Cokelat.
3. Nano Aquarium Niso, Volume 60 Liter
Aquarium ini adalah aquarium pertama yang saya miliki, saya punya aq ini mungkin kira kira bulan Agustus 2006, banyak kematian ikan di aquarium ini saat itu saya baru mulai dan sama sekali tidak mengerti harus bagaimana dan berbuat apa, dari sekian banyak ikan yang saya beli kini hanya tinggal 1 ekor yang tersisa, ya "Grace Kelly", setelah saya beli aquarium baru
"Boyu 80 Liter" aquarium Niso ini berubah fungsi menjadi quarantine tank sejak kira kira bulan november 2006. Sejak saat itu pula pasir dan live rock pada aquarium ini di buang sehingga menjadi BB (Bare Botom), dan sejak saat itu tidak pernah ganti air sampai tulisan ini dibuat, penguapan yang terjadi hanya ditambah air minum isi ulang(RO). Sistem filtrasi menggunakan J#BO hangon Type 180 dan Filter tabung yang berisi media kapas(belum pernah ganti kapas, kondisinya sudah sangat coklat) dan matrix saja. Grace kelly yang saya miliki ini beberapa kali lolos dari maut akibat disaster yang terjadi baik amonia, nitrite maupun nitrate juga wabah penyakit white spot. saya pelihara ikan tersebut dari ukuran kira kira panjang 3 cm Kini ikan tersebut sudah besar kira kira 17cm s/d 18cm.
Mungkin kalau sempat foto foto aquarium tersebut akan saya share.
Nah mengenai wabah white spot yang menimpa kali ini, saya yakin seyakin yakinnya bahwa ini akibat dari penggantian air kira kira 3 minggu yang lalu. Air yang saya beli sebeumnya saya cek kadar Nitrite nya, dan terbaca aman. Tetapi Air yang saya beli ternyata mengandung kuman WS benar benar diluar dugaan. Untuk sementara kesimpulan saya seperti ini
"Ganti air secara rutin memang baik dan sangat dianjurkan untuk reef aquarium, tetapi semature apapun sistem aquarium bila sembarangan ganti air NSW (Natural/New Salt Water) apalagi mengandung kuman WS maka akan berdampak buruk bahkan kematian pada Ikan dan biota lainnya.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih pak Adrianto atas saran saran dan bantuan yang telah di berikan.
Terimakasih.