(prototype) Denitrator dengan tupperware besar

Toba

Member
Salam, saya lagi kepikiran prototype bikin denitrator pake tupperware besar (yang biasa buat narok kerupuk di meja makan). Ini baru mengajukan ide, pendapat dan kritikan ditunggu.

1. Tupperware isi bioball.
Tupperware diisi bioball. Dan pada joint pipa input diselipkan jaring dengan lubang jaring yang kecil-kecil.
denitrator.jpg


2. Tupperware isi bioball dan DSB :? .
Tupperware diisi bioball, bagian dasar diberi pasir halus yang sudah disaring. Dan pada joint pipa input diselipkan jaring dengan lubang jaring yang kecil-kecil.
denitrator%20plus%20DSB.jpg


Pompa mau pake yang lebih kecil arus nya ketimbang yang dipake bro qodeem di threadnya (DIY Coil Denitrator), tapi soal dripping ikut cara pak qodeem.

Mana yang kira-kira lebih mungkin untuk diaplikasikan? (feeling gue yang pake DSB bakal banyak 'diserang' neh :p )

sekedar ide, saran dan kritik sangat ditunggu :smt001

thanks in advance
 

B33CH

New Member
lebih simple nih ... tp bisa tolong kasih tahu cara kerjanya bro ?

karena yg sy perhatikan disini tidak ada penggunaan selang yang panjang untuk media bakteri aerob mengambil oksigen seperti penjelasan CD yg di aplikasikan bro qodeem

Klo CD nya bro qodeem cara kerjanya seperti ini :
1. air masuk ke tabung melalui tabung yang saya buat seperti di gambar
2. air masuk ke tabung melalui selang yang sudah saya bentuk kumparan pada pvc 4" sepanjang 50Meter
3. air yang melalui selang akan diambil oksigenya oleh bakteri aerob di dinding selang
4. sekitar 1/3 akhir dari selang, air sudah anoksid nah bakteri anaerob mulai berperan
5. bagian ujung selang ada di dasar tabung yang mengeluarkan air ke dalam tabung dari bawah yang sudah diisi dengan bioball
6. bioball berfungsi sebagai media hidup bakteri anaerob dan untuk energi dia mengkonsumsi nitrat (makanya nitrat bisa turun)
7. air mulai penuh ditabung sampai akhirnya mau luber dan luberannya itu yang kita salurkan melalui selang satunya dan diatur flownya
8. kalau flow terlalu cepat bakteri aerob tidak mampu menghabiskan oksigen pada air sehingga bakteri anaerob tidak bisa hidup mengkonsumsi nitrat akibat ada O2 di air
 

Toba

Member
Mmmm cara kerjanya, air pertama masuk dalam keadaan memiliki kandungan udara dan tentu bakteri aerob, masuk ke dalam tabung yang keluarannya dihambat, bakteri aerob akan terus melakukan proses denitrifikasi yang memakan oksigen dan menghasilkan nitrat, pada akhirnya kandungan oksigen dalam air (didalam tabung) akan semakin habis. Jadi didalam tabung yang keluarannya ditahan itu, oksigen menipis, nitrat membengkak, pada saat itulah diharapkan tumbuh bakteri anaerob melanjutkan estafet proses bakteri aerob. Itulah saya pikir kenapa ketika awal start dripping nya hanya satu tetes/detik, dan setelah 2 bulan meningkat 4 drip/detik. Supaya oksigen benar-benar habis dan bakteri anaerob tumbuh, setelah itu diperbanyak dripnya agar air yang telah diproses bakteri anaerob bisa lebih cepat dikeluarkan agar tidak malah menjadi busuk.

masalah drip, saya kutip pernyataan seorang hobiis:
http://www.arofanatics.com/forums/showthread.php?t=137818 said:
How to use:
When you have constructed the coil denitrator, first fill with aquarium water. Next shut off the system for 3 days. This step depletes the system of O2. Next place 5-6 grains of granular sugar in the input line. Clamp off the line so you don't have to many bubbles when you reconnect the line. Next start up the system at 30 drops per minutes for 2-3 weeks. After this time, readjust the drip rate to 60-90 drops per minute (DON"T FORGET THIS). Denitrators can take months to cycle so be patient. Continue to test for Nitrates in your aquarium.

ada dua sumber yang jadi acuan gue mengapa modelnya seperti itu:

Pertama, pengalaman tank yang crash gara-gara naroh rumput kumpai tanpa pencahayaan memadai. Setelah tuh rumput 4-5 hari diperlakukan begitu, entah kenapa tiba-tiba ikan (ada 3 nona manis, 1 'the strong' triger anularis/liris) pada lemes. Nona manis mati duluan, dan triger belakangan (gak ketauan, tau2 dah ada di lantai). kondisi tanpa filter tapi tetep pake powerHead didalemnya. setelah gue nemuin triger, air keliatan mulai keruh, padahal powerhead jalan terus. Curiga gue itu karena oksigen secara (aneh) cepat habis. Setelah 1-2 minggu lagi dibiarkan begitu (air dah butek dan bau got), sebelum gue kuras gue test parameter: nitrate 0, nitrit 0, ph 8.

Gue coba narik kesimpulan sendiri, intinya menciptakan wilayah anaerob, denitrator model coil tujuannya memperlambat jalannya air, dan mempercepat kematangan dari denitrator itu sendiri. Dan gue perkirakan dengan rancangan di posting ini, kematangan Denitrator ini mungkin lebih lama dibanding model coil. Makanya diisi bioball untuk menutup (kemungkinan) kekurangan itu, dan salah satunya gue masukin bioball + DSB, walau gue sendiri ragu dengan ide itu, pertanyaanya apakah akan terjadi penumpukan hidrogen sulfide nantinya. so this is just a 'non-coil' Denitrator.

Masalah selang sebagai media bakteri anaerob, pada rancangan ini sepenuh nya bergantung pada bioball (juga DSB kalau memungkinkan). Dan kalau dilihat2 selang itu kan isinya kosong melompong, tidak ada permukaan khusus tempat bersarang bakteri disitu, jadi menurut gue selang lebih kepada (seperti gue bilang sebelumnya) media memperlambat jalannya air, dan mempercepat penghabisan oksigen oleh bakteri.

Kedua, postingan dari forum lain di http://www.indodragon.com/forum/f21/ehe ... ator-3046/ bentuknya kurang lebih sama.

dan dari situs ini (ini ngebahas yang model coil, tapi kurang lebih urutan kerja nya sama):
http://saltaquarium.about.com/od/diydenitratorplans/ss/sbscoildenitrat.htm said:
As tank water is pumped into the reactor, it is laden with all the chemicals inherent within the system including nitrates. Also present is oxygen,(referred to as O-2). Anerobic bacteria cannot survive with even the smallest traces of O-2 and to eliminate this gas from our reactor we have provided all that surface area within the coils for these O-2 munching helpers. As the water works is way down and around the coils, the aerobics strip the water of all O-2 as they convert ammonias into nitrites. The nitrites then enter the center chamber and flow back out into the aquarium. This is why you will test positive for trace nitrites when checking the effluent going back into your tank. In fact, you may experience a higher concentration of nitrites than you have since 1st cycling your system way back when. Don’t be alarmed…this condition is perfectly normal and part of the cycling process of your denitrator.

Slowly, as more and more aerobics inhabit the coils the amounts of available O-2 in the lower portions of the coils will become smaller and smaller. Eventually, all the bacteria in the upper reaches will have depleted the O-2 by the time the water enters the center chamber.

O-2 depleted water now occupies the center section of your chamber. The bio media provides the area for the denitrifying bacteria to gain a foothold and begin to flourish. The amount of nitrate concentrations will ultimately determine the size of this colony once fully established. The colony will expand and contract as the available nitrates fluctuate. Relevant to this project is patience!

Maaf nih panjang lebar, dan lebih mohon maaf lagi kalo dah panjang lebar ternyata ngaco :oops: so please correct me if i'm wrong :oops:
 

Toba

Member
hmmm, apa perlu dikasih selang juga ya? Dengan tujuan menghabiskan oksigen di air yang baru masuk :?: :?: :? :?: :? :?
 

B33CH

New Member
Mmmm cara kerjanya, air pertama masuk dalam keadaan memiliki kandungan udara dan tentu bakteri aerob, masuk ke dalam tabung yang keluarannya dihambat, bakteri aerob akan terus melakukan proses denitrifikasi yang memakan oksigen dan menghasilkan nitrat, pada akhirnya kandungan oksigen dalam air (didalam tabung) akan semakin habis.

Dengan sistem ini berarti bakteri aerob & anaerob akan berada di satu tempat yang sama ya bro... beda dengan CD, dimana posisi aerob berada di selang, dan anaerob berada di tabung.

Btw itu posisi water in & out nya sama2 di atas ?
Klo ya, besar kemungkinan air yg masuk langsung keluar lagi & tidak mengalami proses di atas dulu.
 

Toba

Member
Iya ya bener, bakteri aerob dan anaerob jadi ada di satu tempat. Sepertinya memang harus dikasih selang untuk memberi kesempatan air yang baru masuk menjadi anoksid, sekaligus membuat air yang masuk mengalir dari bawah. ato bisa juga selangnya di luar tabung tupperware (seperti yang pada bikin di threadnya pak Qodeem), jadi tempat untuk bioball lebih leluasa.

:smt003 thanks bro beech untuk masukan2 berharganya, memang ide gak boleh disimpen sendiri. keep it coming ya :D

btw, gimana soal alternatif pake DSB? memungkinkan gak? ato malah bahaya kira2?
 

B33CH

New Member
wah .. cepet bgt apdet nya :D

klo begini ya sama aja bro, namanya coil denitrator, mending selangnya masukin ke dalam tabung biar ga makan tempat.
bedanya yg ini pake DSB, tap ga tau nih DSB fungsinya buat apa di kondisi non oksigen nanti.
 

Asfur

Super Moderator
Staff member
Sy mau kasih pengalaman dikit dgn denitrator. Aplikasi2 yg digambarkan di atas sudah pernah sy tes semuanya (yg blm pernah sy tes adalah sulfur denitrator). Mnrt sy (ini mnrt sy loh), denitrator yg model diatas semuanya apakah itu pake bioball ataupun selang panjang, semuanya butuh pasokan sugar based as a food source to break down the nitrate.
Sy pernah punya denitrator beli di aquarista yg pake bioball, tp mesti di feed oleh sugar, tanpa feeding, denitrator ngk bekerja, yg ada malah produksi nitrate.
Terus sy pernah juga aplikasi CD dgn selang aerator kira2 50 meter panjangnya. Hasilnya lbh baik dr bioball yg mesti di feed scr rutin, tp tetep ngk memuaskan buat saya krn mesti dimaintance dripnya, plus kalo ada mati lampu yg cukup lama (tanpa ada back up listrik), ataupun krn 1 dan lain hal dripnya jadi lbh cepet ataupun malah mampat, hasil akhirnya jg ngk akan sesuai harapan.
Jadi saya bukan against penggemar CD dan juga bukannya discourage yg mau aplikasikan CD, tapi perlu diingat CD lbh butuh perhatian ekstra mnrt sy ketimbang sulfur denitrator (bukannya nyuruh beli suhu ariawan punya yah), tapi silahkan DIY yg sulfur denitrator krn ngk perlu di feed.
Atau pilih pendekatan yg lain spt ATS ataupun refugium dgn macroalgae, yg mnrt sy lbh gampang dan ngk perlu di feed, krn untuk feed cd pasti bisa lupa, bisa kelebihan/kekurangan dosis yah macem2 lah, mending yg lbh sederhana tapi terbukti bagus hasilnya. Tapi pilihan kembali ke masing2 individu lagi.
 

Toba

Member
hehehehe kebeneran lagi senggang.

hehehehe (lagi), iya akhirnya coil juga. soal selang didalem tabung, ntar bioballnya jadi dikit dong.

DSB nya sih untuk lebih menjamin keadaan anaerob terjadi (DSB di display juga untuk menghadirkan keadaan anaerob bukan?), tapi masalahnya jadi ngacauin gak.

hmmm, tulisan pak asfur bisa jadi bahan pertimbangan penting juga nih.
 

Asfur

Super Moderator
Staff member
DSB plus CD, DSB plus bioball 2-2 nya dah pernah saya coba, tp tetep mnrt sy butuh perhatian ataupun penyetelan2. Entahlah yah, tp yah itulah pengalaman sy.
 

roby

Member
ikutan akh.... :smt003

pengalaman sy dengan denitrator cuma satu yaitu CD, selama ini sy cukup puas dengan hasil kerjanya. nitrat sekarang dapat dijaga pada 5mg/l (sera). kendalanya adalah dimana selang sering sekali mampet akibat detritus, untung saya melilitkan selang di luar tabung, dan selang tersebut berhubungan tidak langsung dengan tabung sehingga dapat dengan mudah menghisap selang menggunakan spuit jika ada kemampetan.

:wink:
 

Toba

Member
Asfur said:
DSB plus CD, DSB plus bioball 2-2 nya dah pernah saya coba, tp tetep mnrt sy butuh perhatian ataupun penyetelan2. Entahlah yah, tp yah itulah pengalaman sy.

'penyetelan' yang dimaksud seperti apa pak Asfur?

roby said:
ikutan akh.... :smt003

pengalaman sy dengan denitrator cuma satu yaitu CD, selama ini sy cukup puas dengan hasil kerjanya. nitrat sekarang dapat dijaga pada 5mg/l (sera). kendalanya adalah dimana selang sering sekali mampet akibat detritus, untung saya melilitkan selang di luar tabung, dan selang tersebut berhubungan tidak langsung dengan tabung sehingga dapat dengan mudah menghisap selang menggunakan spuit jika ada kemampetan.

:wink:

taunya mampet darimana pak roby?
 

roby

Member
Toba said:
Asfur said:
DSB plus CD, DSB plus bioball 2-2 nya dah pernah saya coba, tp tetep mnrt sy butuh perhatian ataupun penyetelan2. Entahlah yah, tp yah itulah pengalaman sy.

'penyetelan' yang dimaksud seperti apa pak Asfur?

roby said:
ikutan akh.... :smt003

pengalaman sy dengan denitrator cuma satu yaitu CD, selama ini sy cukup puas dengan hasil kerjanya. nitrat sekarang dapat dijaga pada 5mg/l (sera). kendalanya adalah dimana selang sering sekali mampet akibat detritus, untung saya melilitkan selang di luar tabung, dan selang tersebut berhubungan tidak langsung dengan tabung sehingga dapat dengan mudah menghisap selang menggunakan spuit jika ada kemampetan.

:wink:

taunya mampet darimana pak roby?

air pada ujung selang output gak netes sama sekali walau infus dibuka maksimal. itu berarti ada penumpukan detritus di selang. kalau selang dililitkan di luar akan kelihatan kok detritusnya.

'penyetelan' yg dimaksud di atas: jumlah drip/second pada CD sering berubah, misal kita setel di 4drip/s maka pada keesokan harinya sering sekali menurun menjadi 2drip/s, jadi kita harus sering2 cek.

tapi keuntungan dari CD: hemat biaya bo :mrgreen: dan pH output dari CD tetap, tidak rendah seperti Sulfur denit. cmiiw
:wink:
 

B33CH

New Member
Mulai ada titik terang nih tentang CD, kendalanya ada penumpukan detritus yg menyebabkan selang mampat.

Dari pengalaman bro roby sepertinya untuk CD di bagi menjadi 2 tabung yah, 1 untuk coil selang, satu lagi untuk bioball, biar lebih mudah memaintance nya.

bro roby itu mampatnya di selang out atau di selang in (yg panjangnya) ya ?
 

roby

Member
B33CH said:
Mulai ada titik terang nih tentang CD, kendalanya ada penumpukan detritus yg menyebabkan selang mampat.

Dari pengalaman bro roby sepertinya untuk CD di bagi menjadi 2 tabung yah, 1 untuk coil selang, satu lagi untuk bioball, biar lebih mudah memaintance nya.

bro roby itu mampatnya di selang out atau di selang in (yg panjangnya) ya ?

kalo tabung seh sy cuma pake 1 tuk ruang anaerob saja dimana luas permukaan dalam tabung tersebut diperluas dengan menggunakan bioball. saya pernah posting coil punya saya di thrdny bro qodeem. agar lebih mudah mngatasi mampet, saya mebuat hubungan tidak langsung dari tiap bagiannya, baik dari pump -> selang 25m -> tabung anaerob -> selang output yaitu dg menggunakan connecting selang aerator yg banyak dijual di toko aquarium air tawar.

mampet paling sering akibat detritus di sepanjang selang input, tapi kadang pernah terjadi juga di selang output yg diakibatkan lendir (mungkin koloni bakteri anaerob), dan lendir inilah yg menyebabkan drip gak stabil/sering berubah2.

:wink:
 

kiev

New Member
Sekedar berbagi pengalaman soal CD dan Sulfur Denitrator.

CD menurut saya tidak perlu di-feed gula. Soal mampet, saya setuju. Jadi sebaiknya inlet pump diusahakan tidak ada detritus yang masuk. Lalu outlet memang terkadang ada lendir, tapi begitu dapet drip yang pas, masalah lendir hilang. Saya selama pake CD hanya bermasalah dengan mampet aja.

Sulfur denitrator lebih cepat menurunkan nitrat. Cuma, pH juga gampang drop, alkalinity juga drop. Selain itu, kadar Calcium lebih cepat naik.

Jadi masing2 ada plus/minusnya. Saya sendiri pernah terapin 3 denitrator sekaligus: CD, Sulfur Denitrator, RDSB. Sekarang tinggal ngandelin RDSB aja, karena sedang berusaha mantain pH, alkalinity & calcium. Paling next mo nyiapin CD, jika sewaktu-waktu nitrat melonjak lagi.
 

Members online

No members online now.

Poll

  • Koral saja

    Votes: 0 0.0%
  • Ikan saja

    Votes: 0 0.0%
  • Koral + Ikan

    Votes: 8 100.0%

Forum statistics

Threads
7,153
Messages
197,253
Members
10,603
Latest member
Ken Arok
Top