1 . Apakah kuning (icterus neonatorum) pada bayi berbahaya ?
Kuning pada bayi merupakan keadaan yang sering dijumpai. Untuk mengetahui apakah kuning tersebut berbahaya atau tidak, harus membedakan dulu apakah kuning yang fisiologis atau yang patologis. Pada bayi normal kuning bisa terlihat jelas bila bilirubine indirek meningkat sampai dengan 12 mg / dl sementara pada bayi prematur bila nilai bilirubine indireknya lebih dari 10 - 12 mg / dl , bahkan bisa di atas 15 mg / dl.
2 . Apa perbedaan kuning yang dalam batas normal dan kuning yang tidak normal?
Secara sederhana dapat diketahui dengan cara mengamati kapan timbulnya kuning.
- Jika kuning timbul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi.
- Kuning menetap selama seminggu pada bayi yang terlahir cukup bulan.
- Kuning menetap 2 minggu pada bayi prematur, maka disebut kuning yang patologis (berbahaya )
Bila kuning timbul lebih dari 24 jam pertama, misalkan pada hari ke tiga maka disebut kuning yang fisiologis atau normal. Meskipun fisiologis dan normal tetap diperlukan pemantauan lebih khusus terhadap kenaikan kadar kuning pada bayi tersebut, juga tanda - tanda fisik yang lain. Misalnya apakah bayi tampak lemas, malas minum, berat badan bayi cenderung turun, peningkatan suhu tubuh, warna tinja dan sebagainya.
3. Apa penyebab terjadinya kuning (icterus neonatorum) pada bayi ?
Banyak sekali penyebabnya, di antaranya adalah akibat dari proses pemecahan sel darah merah pada bayi. Hampir 75 % sd 85 % bilirubine yang dihasilkan bayi berasal dari pemecahan sel darah merah atau eritrosit bayi. Bilirubine hasil metabolisme ini seharusnya dapat diproses di hati dan terbuang melalui urine dan tinja bayi, tetapi proses ini belum berlangsung sempurna pada bayi. Sehingga bilirubine menyebar ke kulit dan kadang tampak pada mata .
Beberapa sebab lain adalah Inkompatibilitas rhesus, anemia hemolitik, rendahnya kadar enzim G6PD, pembuntuan saluran empedu bayi, infeksi, ABO dan faktor lainnya.
4. Bagaimana Fototerapi (terapi sinar) berperan dalam penyembuhan kuning pada bayi ?
Alat terapi sinar/ fototerapi secara umum terdiri dari lampu halogen, lampu cool white, daybright atau blue fluorescent yang di tutup dengan pelindung yang terbuat dari Plexiglass. Prinsip kerja sinar fototerapi adalah fotoisomerisasi dan fotooksidasi. Melalui sinar yang dipancarkan, bilirubine yang tertumpuk di kulit akan diubah menjadi fotobilirubine, lumirubine, dan produk-produk dari oksidasi bilirubine.
Ketiganya akan masuk dalam sirkulasi darah dan berikatan dengan albumin (protein darah) lalu dibawa ke hati dan ginjal. Tanpa melalui proses di hati, fotobilirubine dan lumirubin segera ditransportasikan melalui saluran empedu, dikeluarkan dari dalam tubuh bayi lewat tinja bayi dan produk oksidasi bilirubine dikeluarkan melalui air seni ( kencing) bayi.
5. Apa yang dilakukan pada bayi yang mendapat fototerapi (terapi sinar) ?
Sebelum pemasangan alat fototerapi untuk terapi sinar dilakukan, mata bayi akan dilindungi dengan pelindung khusus mata berupa karbon hitam dilapisi kain kasa agar cahaya sinar dari fototerapi tidak merusak retina mata. Lalu pakaian bayi akan dibuka agar penyinaran bisa merata ke seluruh tubuh . Alat yang digunakan ada beberapa macam, ada yang berupa lampu sinar biru, ada yang menggunakan pencahayaan berbentuk pakaian bayi yang dialiri cahaya fototerapi. Ada pula yang mendapat penyinaran dari bagian bawah tubuh bayi yakni kasur khusus fototerapi dan dari atas juga mendapat penyinaran dari lampu fototerapi.
Perawat atau bidan akan mengganti posisi bayi secara berkala agar penyinaran merata dan memperhatikan kebutuhan minum bayi juga kebersihannya secara teratur. Orangtua tidak perlu cemas bahwa bayi akan kedinginan . Suhu bayi akan tetap terjaga kehangatannya . Perawat dan bidan akan memperhatikan keadaan bayi secara teratur .
6. Apa yang harus dilakukan orangtua jika bayi terpaksa harus tinggal di rumah sakit untuk mendapat terapi sinar ?
Berusaha agar tetap mengirim ASI. Jika memungkinkan untuk menyusui bayi , anda bisa meminta waktu pada perawat atau bidan agar memberi kesempatan untuk menyusui ketika datang berkunjung .
7. Sampai berapa lama bayi mendapat fototerapi (terapi sinar) ?
Mengenai lama penyinaran minimal berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya dokter akan mengevaluasi lagi apakah bayi perlu mendapat perpanjangan waktu penyinaran . Evaluasi dilakukan dokter atau bidan dengan melihat tanda klinis ( pengamatan secara fisik ) atau dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu memeriksa kadar bilirubin dalam darah bayi.
8. Apakah akibatnya bila bayi kuning tidak mendapat perawatan secara benar?
- Akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak kelak akibat otak mengalami keracunan zat kuning tersebut.
- Bayi bisa terjadi keracunan zat kuning sehingga kejang atau coma dan membahayakan keselamatan bayi.
9. Apakah bisa menjemur bayi di Matahari akan menyembuhkan ?
Sebenernya tidak berlaku untuk negara kita yang berada di daerah khatulistiwa. Mengapa? Karena di wilayah ini, pantulan sinar matahari dari tembok sudah overdosis untuk mengubah pro-vitamin D di kulit menjadi vitamin D.
Jadi, cukup punggungnya saja yang sudah ditelanjangi untuk dijemur. Waktunya pun sebaiknya sebelum pukul 9 pagi. Pada jam tersebut sinar biru yang terdapat pada sinar matahari masih ada. Sinar biru ini membantu lever menurunkan kadar bilirubin. Berkaitan dengan hal ini harus dijaga jangan sampai sinar matahari menerpa langsung mata anak karena dapat merusak retinanya. Jika kuningnya telah hilang, anak tidak perlu dijemur lagi. Jika bayi tidak kuning, ia juga tidak perlu dijemur.
Semoga bermanfaat